Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Mimpi Sang Jurnalis (1)

Gambar
KEHIDUPAN seperti roda yang berputar. Begitulah kiranya yang dialami oleh Ginting, bocah kecil dari Desa Bukit Bungkul. Ia yang dulu hidup dalam limpahan harta orang tua, kini hidup berkesusahan. Dalam usianya yang masih kanak-kanak, Igin, begitu orang menyapanya, harus bersusah payah menyelesaikan pendidikan dasar. Tanpa memperdulikan cibiran orang, Igin tak malu mencari pundi rupiah dengan bekerja sehabis pulang sekolah. Kadang Ia mengekor teman-temannya yang juga hidup berkesusahan mencari titik-titik emas disungai nun jauh dari perkampungan. Kadang pula Ia bekerja mengupas kulit jengkol dirumah tauke yang dulu adalah anak buah dari ayahnya, Delpi dan Ibunya Nyai. Dari mendulang, Igin biasanya mendapatkan Rp 3000 perhari. Sementara, dari mengupas jengkol, Igin diupah Rp 100 perkilogram. Lumayan, sehari Igin bisa dapat 30-50 kilogram. Igin tidak sendirian. Ia memiliki seorang adik bernama Junaidi. Usianya hanya terpaut satu tahun tiga bulan saja. Nasib Igin tak seberuntung si